Dear
Para Sahabat Gedung Kesenian Jakarta,
Awal
tahun 2013 di Gedung Kesenian Jakarta akan ada pementasan Tari
Kontemporer Southeast Asian Choreography “Fire Fire Fire” dari pusat kebudayaan
Jerman, Goethe Institut, yang menampilkan Eko Supriyanto (Indonesia), Pichet
Klunchun (Thailand), dan Sophiline Cheam Shapiro (Kamboja). Sendratari Opera
Sejarah “Ken Dedes” yang didukung oleh 150 seniman dari Surakarta, Semarang,
Yogyakarta dan Jakarta. Stand Up Comedy oleh Ernest Prakasa dan The Oreintal Bandits.
Resital Piano dari Christian Leotta (Itali).
Demikian informasi program untuk bulan Januari dan
Februari, semoga menjadi pilihan yang terbaik bagi Para Sahabat Gedung Kesenian
Jakarta.
Tetap semangat, tetap jaga kesehatan ya Para
Sahabat Gedung Kesenian Jakarta.
Segenap Pimpinan dan Staff
Gedung Kesenian Jakarta mengucapkan: “Selamat Hari Raya IMLEK 2564”
Program Januari – Februari 2013
Rabu, 30 Januari 2013, pkl. 20.00 WIB | Wednesday, January 30, 2013 – 8 p.m.
The
Goethe-Institut and Khmer Arts present
Contemporary Southeast Asian Choreography
“Fire Fire Fire”
Featuring: Eko Supriyanto
(Indonesia), Pichet Klunchun (Thailand) and Sophiline Cheam Shapiro (Cambodia)
Untuk kali ketiga dan terakhir Goethe-Institut di Jakarta bekerja sama dengan Goethe-Institut di Bangkok, Khmer Arts Theater di
Phnom Penh, Pichet Klunchun & Dancers Bangkok dan Solo Dance Studio mengadakan pertukaran interkultural dalam bidang
tari kontemporer. Tahun ini ketiga koreografer: Sophiline Cheam Shapiro (Kamboja), Pichet Klunchun (Thailand) dan Eko
Supriyanto (Indonesia), dan para penari pilihannya akan mempersembahkan versi
terakhir koreografi mereka kepada publik yang seluruhnya dibuat
berdasarkan satu episode yang sama dari epik Ramayana. Pertunjukan ketiga karya ini akan menampilkan
perbandingan dan kontras dalam pendekatan ketiga koreografer ketika
mengintrepetasi satu subjek yang sama.
Goethe-Institut merasa bangga dan bahagia dapat membawa ketiga karya ini
dalam bentuk satu tur keliling Asia Tenggara yaitu di Phnom Penh, Bangkok,
Jakarta dan Surakarta. Program
ini adalah bagian dari inisiatif tanzconnexions yang juga digagas oleh
Goethe-Institut, suatu usaha berkelanjutan untuk mendukung pertukaran dan
produksi bersama dalam bidang tari kontemporer di kawasan Asia-Pasifik.
For the 3rd and last time, the Goethe-Institut in
cooperation with the Khmer Arts Theater in Phnom Penh, Pichet Klunchun &
Dancers Bangkok and the Solo Dance Studio have come together to engage on an
intercultural exchange on contemporary dance. This year the three
choreographers, Sophiline Cheam Shapiro (Cambodia), Pichet Klunchun (Thailand)
and Eko Supriyanto (Indonesia) present their final choreographies to the
public, each based on the same episode from the Ramayana epic. The performances will compare and contrast how
the three choreographers take different approaches when interpreting the same
subject.
The Goethe-Institut is
happy to announce that the pieces will go on tour and will be presented in
Phnom Penh, Bangkok, Jakarta and Solo. The program is part of the
Goethe-Institut’s tanzconnexions-initiative, an ongoing effort to fuel exchange
and co-productions in the field of contemporary dance in the countries of the
Asia-Pacific region.
Admission
Free
Informasi dan Reservasi:
Goethe Institut Jakarta: 021 – 23550208 Ext. 116 /
131
-----------------------------------------------------------------------------------------
Sabtu, 2 Februari 2013, pkl. 20.00 WIB | Saturday, February
2, 2013 – 8 p.m.
Opera Sejarah KEN DEDES
Wanita Di Balik Tahta
Sutradara: Dewi Sulastri
Produser: Eny Sulistyowati
Bintang Tamu: Inul Daratisia
Penata Tari: Hendro Yulianto, Rury Avianti,
Yasinta, Bathara Saverigadi
Penari Utama: Eny Sulistyowati, Dewi Sulastri, Siti
Maryuni, Ali Marsudi, Agus Prasetyo, Ahmad Dipoyono
Didukung oleh 150 seniman dari Surakarta, Semarang,
Yogyakarta dan Jakarta
Patung Ken Dedes Sang Prajnyaparamita bergetar, bangkit, dan bercerita tentang masa lalunya, ketika ia terbebas dari
kekejaman Tunggul Ametung, kemudian bersama Ken
Arok, Ken
Dedes menyatukan tekad menumpas kejahatan dan membangun peradaban
baru. yang mampu membawa rakyat Tumapel mencapai kemakmuran.
The
statue of Ken Dedes Sang Prajnyaparamita vibrates, awaken, and tells a story
about her past, when she was free from the cruelty Tunggul Ametung, and
together with Ken Arok, she united the determination to fight crime and build
new civilization, which will bring people of Tumapel to achieve prosperity.
Reservasi Tiket:
Elly – 08777 548 1 222, 0852
1408 0044 atau 021-992 992 05
Twitter: @PentasKENDEDES
Facebook: Ken Dedes
--------------------------------------------------------------------------------------------
Sabtu, 9 Februari 2013 – Pk. 14.00 WIB dan Pk. 19.00
WIB | Saturday, February 9, 2013 - 2 pm and 7 pm
merem melek management presents:
a stand-up comedy by:
Ernest Prakasa & The Oriental Bandits
Featuring:
Barry Williem (@jekibarr)
Yullianto Lin (@YulliantoLin)
Dwika Putra (@dwikaputra)
Alonk (@alonkii)
Info lebih
lanjut:
hastag: #GKJ9Feb
---------------------------------------------------------------------------------------------
Senin, 11 Februari 2013, pkl. 20.00 WIB | Monday, February 11, 2013 – 8 p.m.
Under the Patronage of the Italian Ministry of Foreign
Affairs
The Italian Institute of Culture Jakarta in
collaboration with Gedung Kesenian Jakarta
proudly present
Piano Recital
Christian
Leotta
Christian Leotta berasal dari Catania,
Italia, dan sekarang tinggal di Como. Ia belajar dengan Mario Patuzzi di
Konservatori Milan, juga di Yayasan Piano Internasional Theo Lieven di Lake
Como, serta Yayasan Penelitian Tureck Bach di Oxford, Inggris. Ketika tampil di Montreal tahun 2002, saat
berusia 22 tahun, Christian Leotta merupakan pianis termuda sejak Daniel
Barenboim yang pernah melakukan serangkaian resital meliputi seluruh korpus 36
Sonata Piano Beethoven. Tahun 2004, beliau dianugerahi Medali Presiden oleh Presiden Republik Italia saat itu Yang Mulia
Carlo Azeglio Ciampi.
Christian
Leotta is a native of Catania, Italy, and now lives in Como. He studied with
Mario Patuzzi at Milan’s Conservatory, at the “Theo Lieven International Piano
Foundation” on Lake Como and at the “Tureck Bach Research Foundation” of
Oxford, England.Appearing in Montreal in 2002, at the age of only 22, Christian
Leotta is the youngest pianist since the youthful Daniel Barenboim ever to
undertake a recital series encompassing the entire corpus of Beethoven's 32
Piano Sonatas. In 2004, the President of the Italian Republic, Hon. Carlo
Azeglio Ciampi, awarded him in 2004 with the prestigious President's Medal.
Repertoires:
“The
Three Manners of Ludwig van Beethoven and the Art of the Sonata Form”
Piano
Sonata No. 10 in G major, Op.14 No. 2
Allegro
Andante
Scherzo. Allegro assai
Piano Sonata No. 21 in C major, Op. 53, “Waldstein”
Allegro con brio
Introduzione. Adagio molto
Rondo. Allegretto moderato
………………………………..
Piano Sonata No. 19 in G minor, Op. 49 No. 1 “Leichte Sonate”
Andante
Rondo. Allegro
Piano Sonata No. 29 in B-flat Op. 106, “Hammerklavier”
Allegro
Scherzo. Assai vivace
Adagio sostenuto. Appassionato e con molto sentimento
Largo - Allegro risoluto
Tiket: Rp 100.000,- dan Rp 75.000,-
Informasi
dan pemesanan tiket:
---------------------------------------------------------------------------------------------
NEXT PROGRAM*
MARET
13 – 23 Maret 2013
TEATER KOMA “Sampek Engtay”
Tiket sudah
dapat dibeli dari sekarang
HTM:
Weekday –
Selasa, Rabu, Kamis: Rp 200ribu – 150ribu – 100ribu – 75ribu
Weekend –
Jumat, Sabtu, Minggu: 250ribu – 200ribu – 150ribu – 100ribu
Info & Pemesanan Tiket:
Sekretariat Teater Koma: 021
– 5251066/5224058, dan 021 – 7350460/ 7359540
Gedung Kesenian Jakarta: 021
– 3441892, dan 085715911169 (sms only)
--------------------------------
APRIL
26 & 27
April 2013
Teater ROAD “Les
Miserables (korban sistemik)”
Adaptasi dari
karya Victor Hugo
Saduran &
Sutradara: Tutie NEW
Pemain: Ekky
Indra, Budi Yasin, Toby Oraharam Anto Ristargie, Supri Bumi, Ayak MH, dll.
*Acara
sewaktu-waktu dapat berubah
----------------------------------------------------------------------------------
Terimakasih
atas perhatian para penonton untuk:
·
Membeli
dan Memesan tiket pertunjukan pada hari Selasa sampai Sabtu, Pukul 10.00
– 16.00 wib
·
Mengambil tiket yang sudah dipesan paling lambat 2 hari sebelum hari
pertunjukan.
·
Hadir 30
menit sebelum pertunjukan dimulai.
·
Berpakaian Resmi atau Batik.
·
Tidak membawa makanan dan minuman ke dalam
auditorium. Makan dan Minum diperkenankan hanya di area Foyer kiri dan kanan.
·
Tidak mendokumentasikan pementasan dengan alat
elektronik apapun (kamera, kamera video, kamera HP, dll).
--------------------------------------------------------------------------------------------
Thank you for the
Attention of the Audiences for:
·
Buy &
Reserve the ticket on Tuesday-Saturday at 10.00 a.m. - 04.00 p.m.
·
Pick up the reserved ticket at least 2 days
before the show date.
·
Kindly present 30 minutes before the show.
·
Kindly dress Formally or Batik.
·
Not to bring any Food and Beverages into the
Auditorium. Eating & Drinking are allowed only at the Foyers (left &
right) area.
·
Not to take any recording with any electronic
device (camera, video camera, cellular camera, etc).
-----------------------------------------------------------00000000000000000000------------------------------------------------------------------